Rabu, 06 April 2011

Isi Celengan Berubah Jadi Dirham

Berikut kesaksian Pak Gultom tentang kisah celengan keluarganya yang kini mulai menyimpan dinar dan dirham;

Tidak mudah menjelaskan keberadaan dinar dan dirham. Termasuk kepada keluarga sendiri. Hal itulah yang dialami Pak Ilham Prasetya Gultom. Meski sudah cukup lama menggunakan dinar dan dirham namun belum semua anggota keluarga advokat muda itu menyadari pentingnya keberadaan koin-koin tersebut. Tapi, kini Pak Gultom merasa bahagia tatkala sang istri akhirnya bersedia menukarkan uang kertas tabungan bersama mereka ke dalam bentuk dinar dan dirham. Sebagai ungkapan syukurnya, mantan Ketua Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara itu membawa langsung celengannya ke wakala dan menukarkan isinya ke koin dinar dan dirham.  

 
 
Di rumah kami, ada celengan plastik. Di celengan itu saya dan istri menabung. Sesuai komitmen bersama, uang yang kami masukkan ke dalam celengan itu hanya dalam bentuk lembaran uang Rp 20 ribu saja. Siapapun dari saya dan istri yang pulang ke rumah membawa uang lembaran Rp 20 ribu maka wajib memasukkannya ke dalam celengan. Begitulah komitmen yang kami buat agar isi celengan plastik di rumah kami itu bisa terisi. Setelah beberapa lama menabung, kami merasa jumlah uang yang ada dalam celengan itu sudah mulai banyak. Saya menyarankan kepada istri saya untuk menukarkan isi celengan itu ke bentuk koin dinar emas dan dirham perak. Jika kelak sudah ditukar, koin dinar dan dirham itu selanjutnya dimasukkan ke dalam celengan itu sebagai tabungan bersama. Istri saya awalnya tak langsung setuju dengan niat itu. Dengan sabar, saya menjelaskan kepadanya, menabung dalam dinar dan dirham lebih untung. Disebabkan terbuat dari bahan emas dan perak maka maka dinar dan dirham aman sebagai instrumen investasi dan tahan inflasi. Di atas semua itu, tentu saja, menggunakan dinar dan dirham adalah bagian dari menegakkan kembali sunnah Rasulullah yang terlupakan di masa moderen ini. Setelah mendapatkan cukup penjelasan, akhirnya istri saya setuju untuk menukarkan isi celengan kami ke dalam bentuk dinar dan dirham. Saya gembira atas keputusannya itu. Saking gembiranya, pada hari Jumat, 3 Maret 2011, saya datang ke Kantor Wakala Amal Madinah Medan. Saya membawa celengan plastik dari rumah kami untuk langsung dibongkar di sana. Hasilnya? Alhamdulillah, hasil tabungan kami kala itu mencapai angka Rp 1,8 juta lebih. Hari itu juga, uang-uang kertas itu saya tukarkan ke dalam wujud dinar emas plus beberapa koin dirham perak. Koin-koin tersebut selanjutnya saya masukkan ke dalam celengan plastik kami. Insya Allah, kami sekeluarga akan terus menabung dalam bentuk koin dinar dan dirham. Tabungan itu kami gunakan untuk simpanan kebutuhan pendidikan anak kami dan tabungan haji. Saya berharap, penggunaan dinar dan dirham kian meluas di Medan sehingga saya dan mereka yang sudah menyimpannya tak perlu menukarkannya lagi ke uang kertas saat dibutuhkan. Selain itu, kembalinya dinar dan dirham bisa diiringi pula dengan semakin bertumbuhnya para pedagang dan penyedia jasa yang mau menerima penggunaan dinar dan dirham sebagai alat tukar sukarela serta tegaknya kembali pembayaran zakat mal menggunakan dinar dan dirham. Mudah-mudahan niat ini dimudahkan oleh Allah SWT. **
(Sebagaimana dituturkan Pak Gultom kepada al-Wakil Wakala Amal Madinah Medan, Bp Emil Aulia) 

Ini hasil repost dari SINI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar